Sabtu, 16 Oktober 2010 | By: ABBEBE Glory Class of 2008

USAHA MENCIPTAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BAGI KARYAWAN PT AURA SAKTI

ABSTRAK

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu contoh program pemeliharaan karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas bagi karyawan. Setiap karyawan yang bekerja sangat membutuhkan perhatian, salah satu contohnya adalah perhatian tentang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dalam bekerja agar karyawan dapat terjamin kesehatan dan keselamatannya pada saat bekerja, karena dengan terjaminnya rasa aman tersebut maka karyawan dapat bekerja lebih baik sehingga produktivitas kerja dari karyawan dapat meningkat.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu perusahaan menentukan baik tidaknya suatu performansi kerja dalam perusahaan tersebut. Kemampuan seseorang sangat bergantung pada gabungan dari karakteristik pribadi, kapasitas fisiologis, psikologis serta biomekanika yang dimilikinya. Sedangkan aktivitas yang dilakukan tergantung kepada tugas, organisasi dan lingkungan yang harus dihadapi.


ABSTRACT

Safety and health is an example of a maintenance program that employees can improve productivity for employees. Every employee who works in desperate need of attention, one example is the concern about the health and safety of employees at work for employees to ensure health and safety at work, because with the guarantee of safety is so employees can work better so that the work productivity of employees can increases.
Occupational safety and health conditions at a company determine whether or not an employment performance in the company. The ability of a person depends on a combination of personal characteristics, physiological capacity, psychological and biomechanics has. While the activities undertaken depends on the tasks, organization and environment that must be faced.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sarat dengan muatan Hak Azasi Manusia (HAM) termasuk salah satu syarat dalam memenuhi tuntutan globalisasi dunia sehingga K3 perlu mendapat perhatian kita untuk lebih dimasyarakatkan kepada seluruh dunia usaha dan unsur terkait lainnya. Pengembangan dan peningkatan K3 di sector kesehatan perlu dilakukan dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Hal tersebut perlu didukung dengan tenaga kerja yang kompeten. Oleh karena itu, disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.

1.1  Identifikasi
Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut, penulisan dirumuskan seperti dibawah ini.
1.      Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2.      Bagaimana lingkungan kerja yang aman dan sehat?
3.      Apa sifat dan peran K3?
4.      Apa job hazard analysis itu?
5.      Hal-hal apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan K3 di PT Aura Sakti?
6.      Permasalahan dan rekomendasi apa saja yang terdapat pada PT Aura Sakti?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.1.1 Keselamatan Kerja
Menurut Mondy dan Noe (2005:360) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Menurut Mangkunegara (2008:162) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu:
1.      Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a.    Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.
b.   Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c.    Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2.               Pengaturan Udara
a.    Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
b.   Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3.               Pengaturan Penerangan
a.    Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b.   Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4.      Pemakaian Peralatan Kerja
a.    Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b.   Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.
5.                  Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a.    Stamina pegawai yang tidak stabil.
b.    Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.
Pendapat Dessler (2007:278) tidak jauh berbeda, kondisi tidak aman merupakan alasan utama dari kecelakaan. Termasuk faktor-faktor seperti:
a.    Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
b.   Peralatan rusak.
c.    Prosedur yang berbahaya di dalam, pada, atau di sekitar mesin atau peralatan.
d.   Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan dan kelebihan beban.
e.    Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, tidak cukup penerangan
f.    Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara yang tidak murni.
Menurut Fathoni (2003:170) pencegahan yang harus dilakukan untuk     menghindari kecelakaaan antara lain mencakup tindakan:
a.    Memperhatikan faktor-faktor keselamatan kerja.
b.   Melakukan pengawasan yang teratur.
c.    Melakukan tindakan koreksi terhadap kejadian, dan
d.   Melaksanakan program diklat keselamatan kerja dan menghindari cara kecelakaan dan menghadapi kemungkinan timbulnya kecelakaan.

2.1.2 Kesehatan Kerja
Menurut Mondy dan Noe (2005:360) kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif. Menurut Mondy dan Noe (2005) terdapat beberapa program kesehatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
a.      Manajemen stres,
b.     Program kebugaran fisik, dan
c.      Program penanggulangan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.

2.2 Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat
Menurut Mondy dan Noe (2005) perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dengan cara menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stres, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap hal ini akan menimbulkan manfaat. Menurut Mondy dan Noe (2005) manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat antara lain.
1.    Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
2.    Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3.    Menurunnya biaya-baya kesehatan.

2.3  Sifat dan Peran K3
Menurut Mondy dan Noe (2005), keselamatan kerja meliputi melindungi karyawan dari cedera akibat kecelakaan kerja. Kesehatan disini meliputi bebas dari penyakit fisik atau emosional. Masalah yang terjadi pada bidang ini akan mempengaruhi produktivitas kerja dan kualitas hidup. Akibatnya, secara drastis menurunkan efektivitas kerja dari perusahaan dan karyawan.
Meskipun manajer utama bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja, manajer sumber daya manusia yang profesional menyediakan staf ahli untuk membantu mereka dalam menangani masalah ini. Selain itu, manajer sumber daya manusia bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi dan monitoring program keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.

2.4  Job Hazard Analysis
Menurut Chao & Henshaw (2002:6) Job Hazard Analysis adalah teknik yang berfokus pada tugas suatu pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum bahaya tersebut terjadi. Ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas/pekerjaan yang diberikan, alat, dan lingkungan kerja. Job Hazard Analysis merupakan salah satu komponen dari komitmen yang lebih besar dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan. Menurut Chao & Henshaw (2002:8) dapat dilakukan diberbagai jenis pekerjaan.Priority should go to the following types Prioritas utama berada pada beberapa tipe pekerjaan, yaitu:
a.    Pekerjaan dengan tingkat cedera atau sakit yang tinggi,
b.   Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan injuries or illness, even if there is no history of precedera atau sakit parah, bahkan jika tidak ada sejarah kecelakaan sebelumnya,accide
c.    Pekerjaan yang mana terdapat adanya kesalahan manusia yang bersifat sederhana yang dapat mengakibatkan severe accident or injkecelakaan atau cedera parah,
d.   Pekerjaan yang operasionalnya bersifat baru atau telah mengalamichanges in processes and pr perubahan dalam proses dan prosedur, dan
e.    Pekerjaan yang cukup rumit serta membutuhkan petunjuk yang bersifat tertulis.
Menurut Chao & Henshaw (2002:8) pekerjaan-pekerjaan berbahaya yang mendatangkan sebagian besar kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja dapat dijumpai pada:
(1) sektor pertanian,
(2) konstruksi,
(3) pertambangan,
(4) kehutanan, dan
(5) perikanan.
Di kelima sektor inilah sering kali didapati industri-industri dengan tingkat risiko bahaya kerja yang paling tinggi. Bersama dengan sektor perminyakan, kelima sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. (Chao & Henshaw: 2002)
Menurut Chao & Henshaw (2002:9) hal-hal yang perlu dilakukan dalam job hazard analysis, diantaranya:
1)   Involve your employees . It is very Melibatkan Karyawan.
Hal ini sangat penting untuk involve your employees in the hazard analysis procesmelibatkan karyawan dalam proses job hazard analysis.They have a unique understanding of the job, and this Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan informasi knowledge is invaluable for finding hazardsinformasiiiiyang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.

Involving
2)   MengReview your accident history . Review wulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.
Mengulas dengan employees your worksite's history of accidents andkaryawan mengenai sejarah kecelakaan dan occupational illnesses that needed treatment, losses cedera yang pernah terjadi, serta kerugian that required repair or replacement, and any “neayang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yangexisting hazard controls (if any) may not be adequate mungkin akan terjadi di lingkungan kerja
3)   Conduct a preliminary job review . Discuss wiMelakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.
Diskusikan dengan your employees the hazards they know exist in theirkaryawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui di lingkungan kerja. Brainstorm with them Lakukan brainstorm dengan pekerja for ideas to eliminate or control those hazardsuntuk menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang ada.
4)   4. List, rank, and set priorities for hazardous jobs Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.List jobs with hazards that present unacceptable risk
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima atau tinggi,based on those most likely to occur and with the mo berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang palingsevere consequences tinggi tingkat risikonya. These jobs should be your first Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job hazard analysis.5. Outline the steps or tasks . Nearly every job can
5)   Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.
Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalisir.


2.5 Hal-hal yang Berhubungan dengan Pelaksanaan K3 di PT Aura Sakti
Ada beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan pelaksanaan K3 perkantoran, yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor dan outdoor, yang kalau diurai seperti dibawah ini :
·                          Konsturksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya
·                          Terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanaanya.
·                          jaringan elektrik dan komunikasi.
·                          kualitas udara.
·                          kualitas pencahayaan.
·                          Kebisingan.
·                          Display unit (tata ruang dan alat).
·                          Hygiene dan sanitasi.
·                          Psikososial.
·                          Pemeliharaan.
·                          Penggunaan Komputer.


2.6 Permasalahan dan rekomendasi apa saja yang terdapat pada PT Aura Sakti?
1.                  Konstruksi gedung:
·      Disain arsitektur (aspek K3 diperhatikan mulai dari tahap perencanaan)
·      Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang membahayakan seperti asbes dll.
·      Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya misalnya penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan.

2.    Kualitas Udara :
·           Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer ruangan.
·           Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit "Legionairre Diseases ".
·           Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).
Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll.
·           Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.
·           Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.
Pemasangan fan di dalam lift.

3.                  Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya) :
·           Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter).
·           Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
·           Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).
·           Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna yang digunakan.
·           Penggunaan lampu emergensi (emergency lamp) di setiap tangga.

4.    Aspek K3 perkantoran (tentang penggunaan komputer)
Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman :
·           Memanfaatkan kesepuluh jari.
·           Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
·           Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
·           Lakukan peregangan.
·           Sudut lampu 45º.
·           Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.
·           Sudut pandang 15º, jarak layar dengan mata 30 – 50 cm.
·           Kursi ergonomis (adjusted chair).
·           Perlu membuat leaflet/poster yang berhubungan dengan penggunaan komputer disetiap unit kerja.
Penggunaan komputer yang bebas radiasi (Liquor Crystal Display).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Pelaksanaan K3 dalam sebuah perusahaan perlu memperhatikan 2 hal penting yakni indoor dan outdoor, baik perhatian kontruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, hygniene dan sanitasi serta mengenai penggunaan komputer. Hal tersebut diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan sisi kesehatan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya, namun juga dapat dijadikan acuan dalam rangka meningkatkan K3 di perkantoran.





Oleh
Afrizal Ichwan (08701034)
Hilmayani Siregar (08701045)
Myanda Puspita Ningrum (08701050)
R. Iqbal Aditiant Maulana (08701057)

3 komentar:

Ibnu Rozaq Z mengatakan...

Alumni POLBAN ya?

Unknown mengatakan...

Yg membuat k3 nama nya siapa

Unknown mengatakan...

Nma yg membuat k3 siapa

Posting Komentar